MAKALAH ASKEB V
STRATEGI PELAYANAN
KEBIDANAN DI KOMUNITAS
KELOMPOK 1
ANDINA BUNGA SYAFEL
DITA LUFITA SARI
GITHA AGUSTYA CORNEO
NADILLA
RIKA RAFI SARAGI TURNIP
SORFINA ROZA
WINEFSI RIMAZELI
ZEFNI JUNARLY
2B / DIII KEBIDANAN
DOSEN PEMBIMBING :
ETY APRIANTI,SKM, M.Kes
STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG
Tahun
Akademik 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan V.
Selama proses
penyusunan makalah ini, tidak lepas dari peran dan dukungan dari berbagai pihak
yang telah memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis, teman – teman yang telah membantu dan memberi dukungan terhadap penulis sehingga makalah ini selesai
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
maupun dosen pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk masa-masa yang
akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih
terlalu lamban untuk mencapai target tujuan pembangunan millenium development
goals (MDGs) dalam rangka mengurangi tiga perempat jumlah wanita yang meninggal
selama hamil dan melahirkan pada 2015. Pada tahun 2005 sebanyak 536.000
perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah
kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000 dari data WHO.
Guna mencapai visi tersebut diatas, pemerintah membuat suatu trobosan
berupa upaya pembangunan kesehatan berbasis masyarakat, dengan melibatkan
seluruh lapisan masyarakat agar ikut berperan serta dalam pembangunan
kesehatan. Peran serta masyarakat merupakan unsur yang penting dan mutlak
diperlukan dalam pembangunan kesehatan. Upaya melibatkan masyarakat dilakukan
dengan menggalang potensi masyarakat melalui organisasi – organisasi masyarakat
atau lembaga – lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan – perusahaan swasta
yang ikut membantu meringankan beban penyelenggaraan kesehatan masyarakat,
misalnya balai kesehatan masyarakat. Potensi masyarakat dalam koteks ini
berarti komunitas, misalnya masyarakat RT, RW, dan kelurahan.
1.2 Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas penulisan dengan pokok dan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis tentang bagaimana Strategi Pelayanan Kebidanan Dikomunitas.
b. Tujuan khusus
1. Menulis ingin mengetahui tentang pendekatan
edukatif dalam peran serta masyarakat yang dapat dilakukan oleh bidan komunitas
di kominutas.
2. Mengetahui pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat yang dapat diberikan oleh bidan komunitas.
3. Mengetahui menggunakan atau memanfaatkan
fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat untuk melancarkan kegiatan
komunitas yang dapat dilakukan oleh bidan komunitas di komunitas.
C. Manfaat
a. Bagi pembaca
Diharapkan makalah ini bermanfaat untuk dijadikan
sebagai bahan bacaan dan untuk menambah
pengetahuan dan informasi tentang Strategi Pelayanan Kebidanan Dikomunitas
b. Bagi penulis
Sebagai media untuk memberikan informasi atau wawasan dan
meningkatkan pengetahuan tentang Strategi Pelayanan Kebidanan Dikomunitas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Edukatif Dalam Peran Serta Masyarakat
Dalam pendekatan ini ujung tombaknya adalah gerakan peberdayaan, yang memiliki
tiga mata tombak disebut TRISULA, yaitu konseling, kunjungan rumah, dan
pengorganis asian masyarakat. Ketiga mata tombak ini pada hakikatnya adalah
upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah dalam diri sasaran/ klien. Pemberdayaan
itupun tidak dilakukan secara serta-merta, melainkan secara berjenjang. Para
petugas kesehatan dan petugas lintas sektor terkait memberdayakan pemuka-pemuka
masyarakat, yang disusul dengan gerakan para pemuka masyarakat untuk
memberdayakan unsur-unsur masyarakat (yaitu kader), dan akhirnya para kader
bergerak memberdayakan seluruh msyarakat.
Pendekatan edukatif memerlukan kesabaran dan ketangguhan dari para petugas
(penggerak), karena mereka harus mengawal proses secara berkelanjutan hingga
tercapainya kemandirian masyarakat. Dijajaran kesehatan, penggerak awal adalah
para petugas di Dinas kesehatan Kabpaten/Kota, rumah sakit, serta puskesmas dan
jaringannya.
- Definisi
a.
Secara
umum
Rangkaian kegiatan yang di laksanakan secara sistemtis, terencana dan terarah
dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan
untuk memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan
faktor social, ekonomi dan budaya setempat.
b.
Secara
Khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan
masalah yang dihadai masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah
dan proses pemecahan masalah tersebut.
- Tujuan Pendekatan Edukatif
1.
Memecahan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat yang merupakan masalah kebidanan komunitas.
2.
Kembangkan kemampuan masyarakat, hal
ini berbeda dengan memecahkan masalah yang di hadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.
- Langkah-Langkah Pendekatan Edukatif
A. Pendekatan pada tokoh masyarakat
1.
Nonformal untuk penjagaan lahan
2. Formal
dengan surat resmi
3.
Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.
4.
Kunjungan rumah untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data.
5.
Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu kebijakan
alternative pemecahan masalah dalam
rangka perencanaan, pelaksanaan, dan
6.
Menjalin hubungan social yang baik dengan menghadiri upacara-upacara
agama, perkawinan, kematian dsb.
B. Pendekatan kepada provider
Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan,
tingkat
dusun
/ lingkungan.
C. Pengumpulan data primer dan sekunder
Data
umum, data teknis sesuai dengan kepentingan masing-masing-masing sector, data
perilaku sesuai dengan masalah yang ada, data khusus hasil pengamatan, data
orang lain. Pengembangan masyarakat perlu dilakukan baik sumber daya alam /
potensi desa, dan sumber daya manusia/kader kesehatan agar tahu mau dan mampu
mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong menggunakan
metode :
1.
Pendekatan tingkat desa dilakukan dengan cara :
a. Pertemuan tersendiri dengan tokoh masyarakat.
b. Menumpang pada pertemuan lain seperti Musyawarah
Masyarakat Desa /
MMD
maupun pertemuan tingkat dusun / lingkungan
2.
Pengumpulan data untuk mencari
kebutuhan yang real dan kebutuhan yang
diinginkan
masyarakat/felt needs dalam rangka Survey Mawas Diri/SMD
3.
Penyajian data pada waktu MMD yang berisi : analisa situasi secara singkat,
analisa
data, permasalahan, penyebab terjadinya masalah.
4. Komitmen bersama dari hasil kesepakatan MMM dalam
suatu kebijakan
alternative
pemecahan untuk ; perencanaan kegiatan, perencanaan pelaksanaan,
dan
perencanaan evaluasi.
5.
Sosial budaya, ekonomi dalam kesehatan
wanita antara lain pelayanan kesehatan
tidak
terjangkau, pengetahuan yang rendah untuk mengenal tanda dan gejala
dari
berbagai komplikasi terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
Wanita adalah manusia yang mempunyai hak asasi terutama hak dalam bidang kesehatan
yaitu hak untuk memelihara kesehatan reproduksinya. Bidan berperan dalam
memberikan dukungan pada wanita untuk memperoleh status yang sama di masyarakat
untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya. Dalam memberikan
asuhannya hendaknya women center care / asuhan yang berpusat
pada wanita, dimana fokusnya mencakup seluruh aspek kehidupan yang memandang
wanita sebagai manusia yang utuh, membutuhkan pemenuhan kebutuhan biologi,
psikologi, social, spiritual dan cultural selama hidupnya. Bidan harus
mempunyai pengetahuan yang luas dalam segala aspek yaitu kehamilan, persalinan,
nifas, KB, serta kesehatan reproduksi dalam pasangan usia subur karena bidan
komuniti adalah partner dari seorang wanita dalam menghadapi berbagai
pengalaman hidupnya.
Model asuhannya adalah wanita sebagai figure sentral pada proses asuhan karena
wanita yang mengerti kebutuhannya sendiri sedangkan bidan adalah pemberi asuhan
professional yang membantu ibu untuk pengambilan keputusan dan menanggapi
pilihan ibu. Salah satu factor yang mencerminkan wanita sebagai pusat asuhan
diasumsikan dengan kepuasan terhadap asuhan kebidanan yaitu factor asuhan yang
berkelanjutan (continuity of care).
- Strategi Dasar Pendekatan Edukatif
1.
Mengembangkan
provider
Provider
adalah sector-sektor yang bertanggung jawab secara teknis terhadap
program-program yang dikembangkan dalam pengembangan kemampuan masyarakat untuk
dapat memecahkan masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.
Perlu
adanya kesamaan presepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang di
tempuh serta sepakat untuk mensukseskan .
Langkah-langkah
pengembangan provider
1)
Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan
untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau
ragional. Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan
beberapa pejabat yang berpengaruh.
2)
Pendekatan terhadap pelaksana dari sector diberbagai tingkat administrasi
sampai dengan tingkat desa.
Tujuan
yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan
kebijakan serta pola pelaksanaan serta makro. Bentuknya lokakarya, seminar,
raker, musyawarah.
3)
Pengumpulan data oleh oleh sector kecamatan/desa
Merupakan
pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data
yang dikumpulkan data umum, data khusus dan data perilaku.
2.
Pengembangan
masyarakat
Pengembangan
masyarakat adalah penghimpunan masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi
maslahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan maslah, merencanakan alternative,
melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan.
Langkah-langkahnya melipti pendekatan tingkat desa, survey mawas diri,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan.
2.2
Pelayanan yang Berorientasi pada Kebutuhan Masyarakat
Proses
dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari
kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha
memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang
ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong.
Terdiri dari tiga asfek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan
masyarakat.
Terdiri
dari 3 jenis pendekatan :
- Specific Content Approach
Yaitu
pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal
program kepada instansi yang berwenang.
Contoh
: pengasapan pada DBD
- General Content Objektive Approach
Yaitu
pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
wadah tertentu
Contoh
: posyandu meiputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
- Proses Objektive Apporoach
Yaitu
pendeketan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat
sebagai pengambilan prakarsa kemudian dikembangakan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh
: kader
2.3
Menggunakan atau Memanfaatkan Fasilitas dan Potensi yang Ada di Masyarakat
Masalah
kesehatan pada umumnya disebabkan oleh rendahnya status social-ekonomi yang
diakibatkan ketidak tahuan dan ketidak mampuan memelihara diri sendiri (self
care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan
keluarga dan masyarakat juga produktifitasnya.
- Definisi
a.
Usaha membantu manusia mengubah
sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang,
berkomunikasi dan menguasai fisiknya.
b.
Pengembangan manusia yang tujuannya
adalah mengembangakan potensi dan kemampuan manusia dalam mengontrol
lingkungannya.
2.Langkah-langkah
a.
Ciptakan kondisi agar potensi
setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.
b.
Tingkatkan potensi yang ada.
c.
Usahakan kelangsungan kegiatan yang
sudah ada
d.
Tingakatkan kesejahtraan masyarakat
secara keseluruhan
3.
Prinsip-prinsip dalam mengembangkan
masyarakat
a.
Program ditentukan oleh atau bersama
masyarakat
b.
Program disesuaikan denagan
kemampuan masyarakat
c.
Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada
pembimbing, pengarahan dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan
kegiatan lainnya
d.
Petugas harus bersedia mendampingi
dengan mengambil fungsi sebagai katasilator untuk mempercepat proses.
- Bentuk-bentuk program masyarakat
a.
Program inisiatif yaitu pengembangan
masyarakat melaui koordinasi dengan dinasterkait/ kerjasama lintas sector.
b.
Program adaptif yaitu pengembangan
masyarakat hanya ditugaskan pada salah satu instansi/departemen yang
bersangkutan saja secara khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama
lintas program
c.
Program proyek yaitu pengembangan
masyarakat dalam bentuk usaha-usaha terbatas di wilayah tertentun dan program
disesuaikan denga kebutuhan wilayah tersebut.
Fasilitas
dan potensi yang ada di masyarakat yaitu sumber daya alam / potensi desa, dan
sumber daya manusia/kader kesehatan. Bidan dalam memberikan pelayanan kepada
ibu dan anak di komuniti perlu memperhatikan factor lingkungan antara lain:
1. Lingkungan Sosial
Masyarakat yang berada di dalam komuniti memiliki ikatan social, budaya. Dukun
penolong persalinan sangat dekat dengan masyarakat terutama di kalangan
keluarga di desa oleh karena menggunakan pendekatan social budaya sewaktu
memberi pelayanan. Bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil dan
bersalin diupayakan tidak bertentangan dengan kebiasaan, adapt istiadat,
kepercayaan dan agama di masyarakat. Oleh karena itu peran serta masyarakat
memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kesehatan ibu, anak balita,
keluarga serta keluarga berencana. Peran serta masyarakat ini selalu digerakkan
dan ditingkatkan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan.
Kondisi tingkat pendidikan dan ekonomi menentukan tingkat partispasinya di
dalam turut serta berperan meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi
tingkat pendidikan masyarakat semakin meningkat perhatian tersebut, menimbulkan
peningkatan tuntutan masyarakat.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah bersama masyarakat menentukan arah
upaya kesehatan yang dilakukan kepada masyarakat. Pelayanan kebidanan komuniti
perlu mendapat dukungan politik dari organisasi swasta ataupun pemerintah
terutama mendukung adanya undang-undang dan pelaksanaanya.
2. Lingkungan flora fauna
Kebutuhan gizi manusia tergantung kepada keberadaan flora dan fauna. Masyarakat
dianjurkan melakukan penghijauan. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman bergizi
dan berkhasiat akan mendukung terwujudnya kesehatan keluarga. Peternakan juga
mendukung kondisi gizi manusia. Bidan yang bekerja di komuniti memperhatikan
pengaruh flora dan fauna ini. Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak
disampaikan melalui penyuluhan kesehatan merupakan bantuan bidan kepada
masyarakat terutama pada kaum ibu. Kerjasama dengan petugas gizi dan pertanian
diperlukan di dalam peningkatan gizi masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
PPIBI. 2010. Bidan Menyongsong Masa
Depan Jakarta. PPIBI.
Syahlan, JH, Dr. 1996. Kebidanan
Komunitas, Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Jakarta.
Safrudin dan Hamidah.2009.Kebidanan
Komunitas.Jakarta:EGC