Rabu, 01 Juni 2016

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL YANG HIPERTENSI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL YANG HIPERTENSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan ini  terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan hormon estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008)Kehamilan merujukkan saat yang menyenangkan dan di nanti nanti kan oleh ibu dan keluarga nya. Semua ibu menginginkan kehamilan maupun persalinan nya berjalan aman,dan normal.tetapi kehamilan dapat juga menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan. Hubungan yang serasi dan saling percaya harus dimiliki baik penolong maupun pasien.
1.2  Rumusan
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
A.    Dapat mengetehui Penyebab Hipertensi Dalam Kehamilan?
B.     Bagaimana yang dimasud Penyakit Ginjal Hipertensif?
C.    Bagaimana yang dimaksud Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan?
1.3  Tujuan
Tujuan Umum :
Selesai melakukan penulisan makalah ini, mahasiswa berharap mendapatkan gambaran umum dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memberikan manajemen kebidanan pada klien dengan kehamilan
Tujuan Khusus :
Dalam melakukan pembinaan terhadap ibu hamil, mahasiswa mengharapkan dapat menggunakan manajemen kebidanan menurut yaitu :
  1. Mampu melaksanakan pengkajian pada kasus kehamilan normal melalui pengumpulan semua data sehingga dapat mengevaluasi keadaan klien
  2. Mampu menegakkan diagnosa, mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pada kasus kehamilan
  3. Mampu mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada kasus kehamilan
  4. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan pada kasus kehamilan.
  5. Mampu merencanakan asuhan yang rasional dan efektif pada kasus kehamilan.
  6. Mampu melaksanakan asuhan pada kasus kehamilan norma secara efisien dan aman
  7. Mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada kasus kehamilan.
  8. Serta mampu melakukan pendokumentasian pada kasus kehamilan.
1.4  Manfaat
Semoga semua yang telah dipelajari dalam judul makalah “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Yang Hipertensi” dapat bermanfaat dan dipelajari bagi pembaca terutama kepada mahasiswa.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Asuhan Kebianan Pada Ibu Hamil Yang Hipertensi
Hipertensi ditemukan pada ibu hamil baik pada penyakit sebelumnya (5-15% dari total ibu hamil) atau sebagai gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, pre-eklamsia (Lyoyd, dalam Wylie). Hipertensi dijuluki sebagai the silent killer karena biasanya tidak menunjukkan gejala dan hanyaterdiagnosis melalui krinning atau ketika penyakit tersebut bermanifestasi ada komplikasi gangguan tertentu. Hipertensi sangat signifikan berkontribusi terhadap angka kesakitan dan kematian ibu dan janin sehingga perlu dilakukan skrinning awal dan pemeriksaan lanjutan selama kehamilan.

B.     Penyebab Hipertensi Dalam Kehamilan
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus tidak diketahui sehingga disebut hipertensiesensial. Namun demikian pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti : ginjal, defek adrenal, komplikasi terapi obat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:
  1. Hipertensi Esensial
  2. Penyakit Ginjal
  3. Hipertensi Esensial

Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter faktor emosi dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi esensial memiliki tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Gejala gejala lain seperti kelainan jantung, arteriosklerosis,perdarahan otak,dan penyakit ginjal akan timbul setelah dalam waktu yang lama dan penyakit terus berlanjut. Hipertensi esensial dalam kehamilan akan berlangsung normal sampai usia kehamilan aterm. Sekitar 20% dari wanita hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan darah, dapat disertai proteinuria dan edema. Faktor resiko hipertensi esensial dalam kehamilan adalah : wanita hamil multipara dengan usia lanjut dan kasus toksemia gravidarum.  Penanganan dilakukan saat dalam kehamilan dan dalampersalinan. Penanganan dalam kehamilan meliputi : pemeriksaan antenatal yang teratur, cukup istirahat monitor penambahan berat badan dan melakukan pengawasan ibu dan janin, pemberian obat (anti hipertensi dan penenang), terminasi kehamilan dilakukan jika ada tanda-tanda hipertensi ganas. Penanganan dalam persalinan meliputi: pengawasan pada setiap kala persalinan secsio sesarea dilakukan pada wanita primitua dengan anak hidup. Prognosis untuk ibu dan janin kurang baik. Beberapa nasehat yang dapat diberikan pada wanita hamil adalah : pemakaian alat kontrasepsi bagi wanita dengan jumlah anak belum cukup.

C. Penyakit Ginjal Hipertensif
Penyakit ginjal dengan hipertensi dapat dijumpai pada wanita hamil dengan glomerulonefritis akut dan kronik pielonefritis akut dan kronik. Frekuensi kejadian sekitar 1% secara klinis dan secara patologi-anatomi kira-kira 15%. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara :
·         pemeriksaan urin lengkap dan faal ginjal,
·         pemeriksaan retina,
·         pemeriksaan umum,
·         pemeriksaan kuantitatif albumin air kencing, dan
·         pemeriksaaan darah lengkap.
Nasehat yang dapat diberikan ke pasien adalah :
·         pemerilksaan antenatal yang teratur
·         pengawasan pertumbuhan janin, dan kesehatan ibu.
D. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
·         Hipertensi esensial.
·         Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
·         Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
·         Pre-eklamsia.
·         Eklamsia.

1.                  Hipertensi esensial
Hipertensi pre-existeng dikenal dengan hipertensi kronis atau esensial. Hipertensi esensial sudah dibahas pada awal sub bab ini.

2.                  Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
Hipertensiesensial disertai superimposed preatau pre eklamsia dapat terjadi selama kehamilan. Komplikasi dari hipertensi esensial diindikasikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengompensasi patologi penyebab hipertensi yang menghambat darah menyuplai gas dan nutrienke jaringan dan organ tubuh.
Komplikasi lain yang mungkin timbul antara lain:
·         gagal ginjal
·         serangan vaskuler serebral (stroke)
·         ensefalopati.

3.         Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH) adalah peningkatan tekanan darah setelah minggu ke-20 kehamilan. Penyebab PIH belum diketahui, akan tetapi telah dihubungkan dengan kasus pembesaran plasenta. Karena tekanan darah meningkat tanpa proteinuria, maka dapat menjadi indikasi bahwa tubuh tidak mampu mengompensasi patologi sirkulasi yang berhubungan dengan hipertensi esensial dengan vaskularisasi tambahan ke plasenta dan janin. Diagnosisnya apabila tekanan darah diastolik > 110 mmHg pada setiap pemeriksaan atau 90 mmHg pada dua kali atau lebih pemeriksaan atau selang 4 jam. Penatalaksanaannya diperlukan pengawasan yang cermat terhadap kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan bagi ibu antara lain : pemeriksaan fisik lengkap USG, Laboratorium darah dan urin. Sedangkan bagi janin adalah pemeriksaan abdomen; USG; kardiotokografi.

4.         Pre-eklamsia
Pre-eklamsia juga dikenal sebagai hipertensi gestasional proteinurik, toksemia pre-eklamtik (TPE). Pre-eklamsia merupakan gangguan multisistem yang bersifat spesifik terhadap kehamilan dan masa nifas. Lebih tepatnya, penyakit ini merupakan penyakit plasenta. Angka kejadian pre-eklamsia sekitar 6-8% dari semua kehamilan. Penyebab pre-eklamsia belum diketahui secara pasti. Pre-eklamsia ditandai dengan gejala tekanan darah ? 140/90 mmHg, proteinuria dan edema pada wajah maupun tangan. Pre-eklamsia terbagi menjadi pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia berat.  Komplikasi pre-eklamsia jangka pendek antara lain: gagal ginjal; eklamsia, stoke, kematian ibu, HELLP, DIC, dan masih banyak lainnya. Penanganan pre-eklamsia sesuai dengan klasifikasinya.

5.         Eklamsia
Eklamsia didefinisikan sebagai satu atau lebih kejang menyeluruh atau koma dalam kondisi pre-eklamsia tanpa ada kondisi neurolig lain. Eklamsia dianggap sebagai tahap akhir pre-eklamsia. Eklamsia dapat terjadi selama periode pranatal, intranatal, dan pascanatal. Yang paling beresiko adalah : periode pascanatal. Komplikasi terjadinya eklamsia adalah kematian, perdarahan serebral edema paru, ARDS, gagal ginjal. Ibu dengan pre-eklamsia berat beresiko mengalami kejang berulang, sehingga pencegahan dan penanganan dapat dilakukan dengan pemberian Magnesium Sulfat secara intravena.
  
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hipertensi dalam kehamilan, toksemia gravidarum, hipertensi gravidarum, hipertensi pada kehamilan, hipertensi pada ibu hamil, penyebab hipertensi dalam kehamilan, proteinuria, askeb hipertensi dalam kehamilan, kehamilan dengan hipertensi, patofisiologi  hipertensi dalam kehamilan, asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi, hipertensikarena kehamilan, contoh kasus hipertensi pada ibu hamil, factor resiko hipertensi pada kehamilan, makalah tentang hipertensi dalam kehamilan, contoh kasus hipertensi pada kehamilan, makalah kehamilan dengan hipertensi, hipertensi dalam kehamian, makalah tentang hipertensi tanpa poteinuria, makalah askeb hipertensi pada kehamilan.

B.     Saran

Sebaiknya ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi dini jika terjadi komplikasi pada kehamilannya, sehingga keselamatannya dan janinnya tidak terancam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar